Cinta Tanah Air


Indonesia
Tempatku dilahirkan
Tempatku dibesarkan
Tempatku dihebatkan

Tumpah darahku
Hijau nan elok wajahmu
Segar ku hirup alirkan merahku
 Limpah Ruah Alammu
Ku jadikan energi putihmu

Negeri kebanggaanku
Takkan ku biarkan
Merahmu direnggut
Takkan ku biarkan
Putihmu ternodai

Kami Putra Putri Bangsa
Siap berkorban jiwa dan raga
Demi gagahnya merahmu
Demi sucinya putihmu

(Phyto, 2013)


Rasa yang sempurna

Rasa ini
Mengalun dalam samudera kasih
Terbang bersama angin yang berkejaran
Menari bersama buih putih
Menderu bagai teriakan ombak
Yang menghempas karang

Takjub surai berteriak
Asik riang selalu terngiang
Hidup bak raja kecil
Segala hal terpenuhi
Gadis setia temani bak permaisuri
Teman kasih kala sendiri
Gelak tawa selalu terngiang
Dalam sendu jalani hari

Oh indah
Hidup sungguh indah
Rasa sejati kini ku temui
Tat kala ku bersamamu
Dalam keheninganpun hadir
Dalam Sorai-sorai kau muncul
Peri kecilku kau rasa sejatiku

Kemesraan



Saat kau pegang jemariku
Seakan berhenti detak jantungku
Saat kau tatap mataku
Seakan gelegar membuncah darahku

Oh bunga
Terbang semerbak mengalun
Warna warni berkejar kejar
Semerbak aromamu menusuk kalbu
Hias indah hari bersamamu

Hati ini
Tubuh ini
Raga ini
Jiwa ini
Seakan melekat abadi

Kumbang berkejar kejar
Kupu-kupu hinggap terbang
Iringi hari penuh arti
Saat rasa hinggapi hati
Saat kita memadu kasih

Tiada hari seindah ini
Kita curahkan rasa sejati
Memadu kasih jauh mendalami
Tuk arungi rasa tak terganti

(phyto 2013)
 

Alam







Alam

gemercik air menelusuri jala
hijau rambutmu merayap berkembang
hempasan pasir cair terbang mengayup ayup
suara surau kecil membahana

kokoh berdiri akar menghujam
rajutan otot  kuat menghiasi
nadi yang bersih alirkan kehidupan
parumu sungguh mulia

zamrud gemerlap nan sejuk
hempaskan nafas menyentuh kuduk
berdirikan bulu roma mahluk 
nikmati kesempurnaan bentuk

oh gelegar sukma
bak asap mengepul kumpul
terbang kelana wujud syukur
hirup indah mulut bertutur
cakrawala bentuk damai berlajur

oh alamku yang indah
jagalah dia dengan segala tabah
iman tertancap tak mudah goyah
tak seorang jangan diubah
agar alam tetap gagah

kerinduan


dulu kau begitu sayang padaku
dulu kau begitu perhatian terhadapku
namun semua termakan waktu
namun semua kenangan masa lalu

adakah
rasa rindu seperti dulu
rasa sayang seperti dulu
rasa mesra seperti dulu
rasa kasih seperti dulu

Wahai kasih
akankah semua berakhir
akankah semua terulang
akankah semua kembali
akankah semua terjadi padaku

kasihku telah pergi
tak tahu kapan kan kembali
kenangan tinggal ratapan
kenangan tinggal angan hampa
semua masih ku rekam
dalam melodi manisnya cinta
dalam hangatnya cinta di hati

ku ingin kau kembali
dalam alunan melodi suci
dalam kasih yang terdalam
obati hampa nestapa
obati keringnya cinta

Tuhan siramilah dia
dengan air cinta suci
agar dia kembali
ke rumah hati yang selalu ku huni
semaikanlah benih kasih
tumbuhkanlah serpihan kasih
utuhkan kembali
kembali suci
dan suci kembali

Puisi Cinta




Cinta

Sebuah kata yang mudah terucap
Sebuah kata tak terasing didengar
Sebuah kata yang mudah orang mengucap
Sebuah kata yang mudah orang terbuai

Oh Cinta
Dimanakah kau berada
Apakah engkau abadi
Apakah engkau kekal
Atau
Engkau cuma ucapan
Engkau cuma kata
Engkau cuma bayangan

Cinta
Dimanakah kau yang abadi
Dimanakah kau yang suci
Dimanakah kau yang putih
Dimanakah kau yang tulus

(Phyto 2013)

Pagi



Pagi

Di saat sang surya menampakkan diri
Kehidupan mulai beraksi
Sejuk segar nafas aroma
Sejuk segar rangsum raga


Oh Tuhan
Ternyata masih ku dipercaya
Untuk titipan dan amanat
Dirasa kecil bagi engkau
Melain besar bagi kami
 Nyawa..
Engaku masih percayakan
Sumber kehidupan bagi kami
Ruh penggerak hidup ini
Hingga kami bisa menikmati
Alam indah awal hari

Oh Tuhan
Terima kasih dari kami
Para penikmat awal hari
Engkau gerakkan
Obor perak bangunkan hari
Indah mewarna lukis pagi
belalakkan mata sampai hati
 Engakau hembusnakan
Nafas alam pertiwi
Sepoi melambai gerakkan diri
Menusuk kalbu sumber inspirasi

Oh Tuhan
Dapatkah kami
Terus mensyukuri
Seluruh nikmat Engkau anugrahi
Jagalah kami dari kufur hati
Agar tidak tersesat kemudian hari

(Hilal 2013)